MOSKOW (AFP) – Rusia mengatakan pada Rabu (5 Mei) bahwa mereka telah melarang masuk beberapa lusin pejabat Jepang, termasuk Perdana Menteri Fumio Kishida, setelah Tokyo bergabung dengan sanksi internasional terhadap Moskow atas kampanye militernya di Ukraina.
“Pemerintahan F. Kishida meluncurkan kampanye anti-Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya (dan) memungkinkan retorika yang tidak dapat diterima terhadap Federasi Rusia, termasuk fitnah dan ancaman langsung,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
“Ini digaungkan oleh tokoh masyarakat, pakar, perwakilan media Jepang, yang sepenuhnya terlibat oleh sikap Barat terhadap negara kita,” tambah kementerian itu.
Ia menuduh Tokyo mengambil “langkah-langkah praktis yang bertujuan membongkar hubungan tetangga yang baik, merusak ekonomi Rusia dan prestise internasional negara itu”.
Kementerian itu mengatakan “tanpa batas waktu” melarang 63 warga Jepang dari Rusia, termasuk Perdana Menteri, anggota kabinet, anggota parlemen, jurnalis dan profesor.
Kishida membalas bahwa “Rusialah yang membawa hubungan Jepang-Rusia ke titik ini”.
“Rusialah yang mengundang situasi seperti itu dengan menggunakan langkah-langkah militer,” katanya kepada wartawan yang menemaninya dalam perjalanan ke Italia dan Vatikan. “Pembunuhan warga sipil tak berdosa Rusia adalah pelanggaran signifikan terhadap hukum humaniter internasional,” katanya. “Kami tidak bisa memaafkan ini.”