Yangon (AFP) – Seorang pria Jepang telah ditahan di Myanmar setelah merekam protes di kota terbesar di negara itu, Yangon, kantor berita Jiji melaporkan pada Minggu (31 Juli), mengutip pejabat pemerintah Jepang.
Laporan itu tidak menyebutkan nama pria itu tetapi mengatakan dia berusia 20-an.
Kedutaan Besar Jepang di Myanmar telah menyerukan pembebasannya.
Beberapa laporan media lokal menyebut pria itu sebagai pembuat film dokumenter Toru Kubota.
Mereka mengatakan dia ditahan di daerah Dagon Selatan Yangon pada hari Sabtu bersama dengan dua orang lainnya dalam sebuah protes terhadap eksekusi empat aktivis baru-baru ini oleh otoritas militer.
“Saya dapat mengkonfirmasi seorang warga negara Jepang ditahan kemarin di Yangon,” kata seorang pejabat di kedutaan Jepang kepada AFP pada hari Minggu, meminta anonimitas.
Kedutaan “berhubungan dengan pihak berwenang dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin pembebasan mereka”.
Seorang juru bicara junta tidak dapat dimintai komentar.
Tahun lalu, jurnalis Jepang Yuki Kitazumi ditangkap di Myanmar dan didakwa menyebarkan berita palsu selama tindakan keras terhadap media setelah kudeta militer pada Februari.
Di bawah tekanan internasional, ia dibebaskan dan kembali ke Jepang pada Mei 2021.
Kudeta militer tahun lalu memicu protes bergulir dan tanggapan mematikan dari junta.
Lebih dari 2.000 orang telah tewas dan setidaknya 14.000 ditangkap, menurut kelompok pemantau lokal.
Beberapa orang asing telah ditangkap dalam tindakan keras militer terhadap perbedaan pendapat sejak kudeta.
Junta Myanmar telah menekan kebebasan pers, menangkap wartawan dan fotografer, serta mencabut izin penyiaran.
Pada Maret tahun ini, 48 wartawan tetap ditahan di seluruh negeri, menurut kelompok pemantau Reporting ASEAN.