LONDON — Polisi Inggris pada Senin (22 April) mendakwa dua pria sebagai mata-mata untuk China, termasuk satu yang dilaporkan telah bekerja sebagai peneliti di parlemen Inggris untuk seorang anggota parlemen terkemuka di Partai Konservatif yang memerintah.
Kecemasan telah meningkat di seluruh Eropa tentang dugaan aktivitas spionase China dan Inggris telah menjadi semakin vokal tentang keprihatinannya dalam beberapa bulan terakhir.
Kedua pria itu, berusia 32 dan 29 tahun, didakwa memberikan informasi yang merugikan ke China yang melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi, dan akan muncul di pengadilan pada hari Jumat.
“Ini telah menjadi penyelidikan yang sangat kompleks terhadap tuduhan yang sangat serius,” kata Komandan Dominic Murphy, kepala Komando Kontra Terorisme di Kepolisian Metropolitan.
Kedutaan Besar China di London mengatakan tuduhan bahwa China berusaha mencuri intelijen Inggris “sepenuhnya dibuat-buat”.
“Kami dengan tegas menentangnya dan mendesak pihak Inggris untuk menghentikan manipulasi politik anti-China dan berhenti melakukan lelucon politik yang dipentaskan sendiri,” kata juru bicara kedutaan dalam sebuah pernyataan.
Salah satu pria itu disebut oleh polisi pada hari Senin sebagai Christopher Cash.
Pada bulan September, Sunday Times melaporkan bahwa Cash telah ditangkap karena memata-matai saat bekerja sebagai peneliti di parlemen untuk anggota parlemen Konservatif Alicia Kearns, ketua Komite Urusan Luar Negeri.
Christopher Cash terdaftar di dokumen parlemen dari awal 2023 sebagai bekerja untuk Kearns.
Pada bulan September, seorang pengacara untuk pria yang ditangkap mengeluarkan pernyataan yang menyangkal tuduhan mata-mata tanpa mengkonfirmasi identitas klien mereka. Firma hukum yang sama tidak memberikan pernyataan pada hari Senin ketika dihubungi oleh Reuters.
Cash tidak memiliki rincian kontak yang tersedia untuk umum dan tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Bulan lalu, pemerintah Inggris memanggil kuasa usaha Kedutaan Besar China di London setelah menuduh peretas yang didukung negara China mencuri data dari pengawas pemilu Inggris dan melakukan operasi pengawasan terhadap anggota parlemen.
China membantah tuduhan itu, menyebutnya “sepenuhnya dibuat-buat”.
Pemerintah juga mengatakan pada bulan September mata-mata China menargetkan pejabat Inggris dalam posisi sensitif dalam politik, pertahanan dan bisnis sebagai bagian dari operasi mata-mata yang semakin canggih untuk mendapatkan akses ke rahasia.
Secara terpisah, Jerman pada hari Senin mengatakan telah menangkap tiga orang karena dicurigai bekerja dengan dinas rahasia China untuk menyerahkan teknologi yang dapat digunakan untuk tujuan militer.
BACA JUGA: China Indikasikan Pria yang Dieksekusi karena Mata-Mata Telah Jual Rahasia ke AS